Banyuasin,beritamedianusantara.com- Kita harus berhati-hati, para penipu selalu mencari sasaran dengan berbagai caranya mereka “Bergentayangan” dengan modus menghubungi calon korbannya via WhatsApp dengan berpura-pura menjadi seorang makelar mobil dan lain sebagainya.
Seperti yang dijelaskan oleh calon korban inisial DS warga berasal dari Kecamatan Betung, kepada wartawan Rabu (7/5/2025) dirinya hampir saja menjadi korban tipu-tipu pelaku lewat ponsel miliknya yang menurutnya, bermula ada seseorang menelpon dan ngaku sebagai teman lamanya.
“Kan kemarin sore (6/5/2025), ada seseorang menelpon dan ngaku teman sekampus saya dulu yang berinisial Dd bertugas sebagai seorang jaksa dan berkata la lamo Idak nelpon bos”, cerita Ds mulai curiga sembari menjawab “Yo”.
Yang mulanya Ds sempat curiga, karena suara rekanya berinisial Do yang bertugas di kejaksaan di salah satu provinsi, tidak mirip dengan suara penelpon, namun sempat mengatakan kirim salam untuk keluarga, kata Dia.
Hari ini, DS kembali menerima telpon dari orang yang sama dan mengatakan bahwa ada mobil sitaan yang akan dijual seharga Rp 250 juta seraya minta tolong pinjam uang dan berjanji nanti hasil keuntungan dari penjualan mobil akan dibagi dua.
“Nanti ada orang bernama Hendri (cina) akan nelpon ke kamu yo,” imbuhnya.
Selanjutnya, orang yang mengaku Hendri tersebut menelpon dirinya dan membayangi harga jual Rp 465 juta dan sudah ditransfer olehnya sebesar Rp 150 juta dan dikirim ke kabagnya.
“Jadi aku tepelok sudah (jadi ikut terpengaruh) Pikir aku, dapatlah Rp 100 juta setelah bagi dua,” ungkapnya.
Karena Hendri meminta nomor rekening dengan alasan untuk mentransfer uang, akhirnya DS memberikan nomor rekening Bank miliknya.
Namun, setelah ada komunikasi dengan kabagnya, dirinya merasa ada kejanggalan, karena meminta bayar cash tanpa adanya proses jual beli sebagai barang sitaan. Selanjutnya, penelpon itu kembali minta uang kekurangan sebesar Rp 15 juta dan DS mengatakan uang sebesar itu belum ada, sebab sudah mencari pinjaman kesana kemari belum didapatkan.
Akibat kecurigaan itu, DS alihkan dengan video call, namun tidak ditanggapi dengan alasan nanti saja. Setelah itu, dirinya melihat di alumni, ada perbedaan nomor telpon, ternyata.
Ds mencoba telpon nomornya dan mengatakan ada seseorang yang mengaku dirinya, namun di jawab untuk tidak dipercaya, karena itu bukan dirinya.
Akhirnya, setelah komunikasi dengan beberapa wartawan yang datang, DS menghubungi pihak Bank untuk memblokir nomor rekeningnya sementara.
Kejadian serupa ternyata tidak hanya dialami masyarakat biasa, melainkan aparat penegak hukum (APH) pun di wilayah Kabupaten Banyuasin dan ASN dilingkup Pemkab Musi Banyuasin yang sering transfer uang pada anak atau keluarga nyaris dijadikan calon korbannya, terang Ridho sembari berpesan pokoknya saat ini harus berhati-hati mengangkat telepon. (BMN)
Admin : waluyo
More Stories
Doa Anak Yatim di Ijabah, PWI Resmi ke Rumah Lama ke Lantai 4 Dewan Pers
PWI Kembali ke Rel Organisasi
Terduga Pelaku Penganiaya Diketemukan Tak Bernyawa